Bab 7 Permulaan perkembangan Antropologi di Amerika
Dalam bab 7 ini, Kontjaraningrat menjelaskan tokoh-tokoh yang
mengembangkan dan mengantarkan ilmu antropologi dan trend baru di Amerika
Serikat, diantaranya Boas, dan rekan-rekannya serta murid-muridnya.
Boas, Pendekar Antropologi Di Amerika. Menurut Kontjaraningrat pendekar Antropologi di Amerika Serikat
adalah Franz Boas (1858-1942). Ia merupakan tokoh yang berasal dari Jerman yang
kemudian menetap dan menjadi warga negara Amerika Serikat. Karya-karyanya
mengenai ilmu ini kurang lebih tujuh ratusan. Karyanya yang terkenal
diantaranya; The Central Eskimo (1888) yang merupakan penelitiannya
tentang suku-suku bangsa Eskimo. Salah satu konsep dasar dari pemikirannya dan
menjadi konsepsi dasar yang dianut oleh hampir semua universitas di Amerika
Serikat,
yaitu kesatuan dari semua ilmu tentang manusia dan kebudayaannya, atau
secara konkret: ilmu paleo-antropologi, ilmu antropologi fisik, ilmu arkeologi
prehistori, ilmu etnolinguistik, dan ilmu antropologi buday, yang dengan
demikian menjadi sub-sub ilmu dari semua ilmu gabungan yang disebut “antropologi”.
Ia mengejawantahkan konsepnya ini ketika ia mendirikan jurusan Antropologi di Universitas Columbia di New York. Dengan
mengambil jurusan Antropologi di Universitas Columbia di New York sebagai
contoh, maka semua jurusan Antropologi baru di universitas-universitas lain di
Amerika serikat mengikuti jejaknya.
Konsep Daerah Kebudayaan dari Wissler.Tokoh kedua yang ikut berpengaruh dalam ilmu antropologi di Amerika
adalah Clark Wissler (1870-1947). Menurut Koentjaraningrat Wissler bukan murid
Boas secara langsung, tetapi toh sangat terpengaruh oleh beberapa konsepnya. Pemikirannya
dalam ilmu antropologi adalah konsepnya tentang culture area, yang
merupakan lanjutan dari pikiran Boas. Konsep ini ia gunakan untuk
mengklasifikasi benda-benda dari kebudayaan-kebudayaan suku bangsa indian yang
tinggal terpencar di benua Amerika Utara dalam golongan-golongan tertentu guna
pameran di museum. Konsep ini menjadi terkenal berkat elaborasi pemikiran
Wissler dalam bukunya yang berjudul The American Indian (1917).
Kroeber Pengganti Boas. A.L. Krober (1876-1960) merupakan tokoh ketiga yang juga
berpengaruh dalam ilmu Antropologi di Amerika Serikat. Krober merupakan murid
dari Boas. Ia juga mengikuti jejak gurunya untuk mendirikan jurusan Antropologi
di Berkeley. Seperti Boas, Krober juga menganggap penting penelitian di
lapangan yang cukup lama bagi seorang ahli antropologi, dan para mahasiswanya
dituntut tinggal lama dalam masyarakat suku-bangsa yang menjadi obyek
penelitian, yaitu paling sedikit untuk waktu satu tahun. Konsep mengenai culture
area yang dikembangkan oleh wilsser dari pemikiran Boas, juga ia kembangkan
dan diterbitkan dalam bukunya yang berjudul Cultural and Natural Areas of
Native North Amerika (1939).
Anti Evolusionisme dari Lowie. Tokoh antropologi selanjutnya yang memiliki pengaruh dalam ilmu
antropologi di Amerika serikat adalah Robert H. Lowie, yang berasal dari
Austria dan merupakan murid Boas. Pendiriannya yang terkenal ialah
anti-evolusionisme. Dengan konsepnya ini, Lowie mengecam dengan tajam
karangan-karangan dan buku-buku para ahli antropologi atau ilmu-ilmu sosial
lain yang mengandung gagasan mengenai proses evolusi kebudayaan ataupun
unsur-unsurnya. Salah satu keahliannya adalah ketika membahas karya orang lain,
ia menggunakan bahasa yang halus dan konstruktif. Hal inilah yang menyebabkan
bahwa bukunya The Histroy of Ethnological Theory (1937) yang sebenarnya
merupakan suatu rangkaian tinjauan buku dan karangan dari tokoh-tokoh
antropologi yang paling penting sampai tahun 1935, merupakan buku yang sangat
berguna.
Dengan konsep-konsep yang dikembangkan oleh Boas, Wissler, Kroeber
dan Lowie terurai di atas, ilmu antropologi di Amerika pada awal abad ke-20
hingga perang dunia II mengalami kemajuan yang pesat, terutama dengan
penelitian yang luas terhadap kebudayaan-kebudayaan suku-suku-bangsa Indian di
Benua Amerika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar