Rabu, 21 September 2016

Resume Bab 10 "Sejarah Teori Antropologi" Koentjaraningrat (Teori-Teori Struktural C. Levi-Strauss)

Share it Please

Bab 10 Teori-Teori Struktural C. Levi-Strauss
Riwayat hidup singkat Levi-Strauss. C. Levi Strauss lahir di Brusseldalam suatu keluarga seniman pelukis Yahudi dan belajar ilmu hukum dan filsafat di Universitas Paris, di samping gemar membaca buku-buku mengenai geologi, ilmu psiko-analisia, dan tulisan Karl Marx. Kerangka pemikiran antropologinya dipengaruhi oleh R.H. Lowie dengan karyanya Primitive Society (1920). Selain itu, ia juga bergaul dengan cendekiawan-cendekiawan Amerika dan Eropa ahli antropologi, seperti nama yang disebutkan sebelumnya, R.H. Lowie dan juga E. Metraux, ahli linguistik R. Jakobson, dan ahli filsafat Perancis terkenal, J.P. Strate. Diantara karya-karya Levi-Strauss adalah La Vie Familiale et Sociale des Indiens Nambikwara (1948), Race et Histoire (1952), The Structural Study of Myth (1955), Anthropologie Structurale (1958) dan lain-lainya.

Metode Segitiga Kuliner. Metode ini merupakan metode yang digunakan oleh Levi-Strauss untuk menguraikan berbagai macam unsur kebudayaan manusia dengan suatu analisakhas yang diambilnya dari ilmu linguistik. Metode ini diterapkannya dalam unsur makanan. Secra singkat dapat digambarkan bahwa akan manusia dapat memilih diantara suatu deret makanan yang beraneka warna; sejumlah makanan ada yang bebas dari proses manusia (mentah), sedangkan ada makanan yang kena proses manusia.  Dari makanan yang kena proses manusia terbagi menjadi dua ekstrim, yaitu makanan yang dimasak, dan makanan yang terkena fermentasi. Golongan kesatu (dimasak) adalah golongan kebudayaan, sedangkan yang kedua (fermentasi) adalah adalah golongan alam. Namun demikian, katanya akal manusia selalu mencoba mencariantara dua ekstrim dalam suatu kontinum, satu keadaan antara yang dapat menghubungkan kedua ekstem itu karena mengandung ciri-ciri dari keduanya. Golongan makanan mentah itulah keadaan-keadaan yang ditemukan manusia, karena makanan mentah termasuk golongan alam karena tidak kena campur tangan manusia. Walaupun demikian ia termasuk golongan kebudayaan juga, karena sumber makanan berupa tumbuh-tumbuhan yang ditanam atau binatang yang dipelihara atau diburu.
Analisa sistem kekerabatan.  Di sini Koentjaraningrat menyebut dua analisa, yaitu analisa sikap hubungan antar kerabat, sedangakan yang kedua ialah simbolik mengatur perkawinan antar kelompok kekerabatan. Di bagian pertama, menurut Koentjaraningrat, Levi-Strauss ketika menganalisa segala macam sistem kekerabatan berpangakal kepada keluarga inti. Ketiga macam hubungan dalam rangka keluarga inti adalah: (1) hubungan antara seorang individu E dengan saudara-saudara sekandungnya yang berupa hubungan darah; (2) hubungan antara E dengan isterinya yang berupa hubungan karna kawin, yang menghubungkan kelompok saudara sekandungnya sendiridengan saudara sekandung isterinya; (3) hubungan anatar E dan isterinya dengan anak-anak mereka, yang berupa hubungan keturunan. Adapun di bagian kedua Levi memiliki konsep bahwa pranata perkawinan pada dasarnya merupakan tukar-menukar antar kelompok akibat adanya pantangan inceste. Bagi Levi teori umum mengenai sistem-sistem kekerabatan berdasarkan konsep tukar-menukar wanita itu dimulai dengan membedakan adanya dua golongan sistem kekerabatan dengan dua kategori struktur, yaitu (1) struktur-struktur elementer dengan aturan-aturan yang tegas, yang mengakibatkan bahwa para warga kelompok kekerabatan yang bersangkutan mengetahui dengan gadis atau wanita mana, dan dari kelompok mana mereka dapat menikah; dan (2) struktur-struktur kompleks, dengan aturan-aturan yang hanya membatasi kelompok kekerabatan sendiri, tetapi tidak memiliki aturan-aturan tegas yang menentukan dengan gadis atau wanita mana i luar kelompok sendiri itu boleh menikah. Lebih lanjut Levi-Strauss mengatakan dalam kesimpulannya bahwa ada tiga kemungkinan struktur elementer yang terjadi sebagai akibat dari dua macam cara tukar menukar wanita, yaitu: (1) struktur “tukar-menukar terbatas”  dan (2) struktur “tukar-menukar meluas”. Lebih rigid lagi ia mengatakan bahwa struktur “tukar-menukar meluas” dapat digolongkan dalam (2.1) struktur tukar-menukar kontinu, dan (2.2) struktur tukar-menukar tak kontinu.
Konsep Levi-strauss mengenai azas klasifikasi elementer. Menurut Levi-Strauss hampir secara universal manusia dalam akal pikirannya merasakan dirinya kerabat atau berhubungan dengan hal-hal tertentu dalam alam semesta sekelilingnya, atau dengan manusia-manusia tertentu dalam lingkungan sosia-budayanya, yaitu ia merasa dirinya berototeman dengan hal-hal itu. Dalam hubungan itu manusia mengklasifikasiakan lingkungan alam serta sosial-budayanya ke dalam kategori-kategori yang elementer. Pada tahap pertama ia berhubungan dengan metode analisa “segitiga kuliner”, manusia membagi lingkungannya ke dalam lingkungan alam dan lingkungan kebudayaan atau sosial-budaya. Secara khusus alam semesta terdiri dari hal-hal yang yang kolektif dan hal-hal yang khas. Sama juga, lingkungan sosial-budaya terdiri dari kolektif-kolektif atau kelompok-kelompok dan dari person-person. Kesemuannya itu menghasilkan rangkaian (1) kategori-kelompok, (2) kategori kelompok-person, (3) unsur khusus-kelompok, (4) unsur khusus-person.
Pengaruh strukturalisme Levi strauss. Koentjaraningrat menyebut tiga negara yang terpengaruh oleh pemikiran strukturalisme Levi-Strauss. Ketiga negara itu adalah Belanda, Inggris dan Amerika. Di Belanda menurut Koentjaraningrat, pengaruh strukturalisme Levi-Strauss cukup besar. Hal itu ditandai dengan munculnya ahli-ahli antropologi yang menggunakan teori tersebut, seperti J.P.B. de Josselin de Jong dengan karyanya yang berjudul Ethnolinguistiek (1915), J. Van Baal, H. G. Schulte Nordholt yang merupakan guru besar antropologi Universitas Leiden dan tokoh-tokoh lainnya.
Di Inggris pengaruh  strukturalisme Levi-Strauss sama seperti di Belanda bahwa teori tersebut digunakan dan mempengaruhi cara anaisa ahli antropologi di Inggris. Bahkan di inggris ahli antropologi yang menyebutkan dirinya sebagai British Social Anthropologists pasti pernah membaca karya Levi-Strauss yang terpenting, karena di jurusan-jurusan antropologi di universitas-universitas di Inggris sejak kedua dasawarsa terakhir (konteksnya tahun ketika buku ini terbit) buku-buku itu rupa-rupanya merupakan bacaan wajib untuk dapat lulus ujian bagi semua mahasiswa antropologi. Perlu disebut pula tokoh-tokoh yang terpengaruh dengan pemikiran Levi-Strauss di antaranya ialah R. Needham, guru besar antropologi sosial di Universitas Oxford. Kegemaran Needham terhadap pemikiran Levi-Strauss adalah dengan menerjemahkan karya-karya Levi-Strauss seperti Les Structures Elementaires de la Parente. Tokoh lain yang perlu disebutkan juga ialah R.H. Barnes.
Pengaruh Strukturalisme Levi-Strauss di Amerika Serikat dapat dilihat dari munculnya ahli-ahli antropologi Amerika Serikat yang meneruskan pemikiran Levi-Strauss. Besarnya pengaruh Levi-Strauss terutama setelah hampir semua karyanya yang penting diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Tohh-tokoh yang terpengaruh pemikiran Levi-Strauss diantaranya ialah C. Kluckhohn, terutama mengenai pertentangan dan klasifikasi dualisme diadik dan konsentrikal dalam analisa mitologi. Selain C. Kluckhohn, ada juga sarjana antropologi yang terpengaruh dengan pemikiran Levi-Strauss, yaitu J.M. Fox. Diantara karyanya ialah The Harvest of the Palm (1977).  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Blogroll

About