Rabu, 21 September 2016

Resume Bab 6 "Sejarah Teori Antropologi" Koentjaraningrat (Teori-Teori Difusi Kebudayaan)

Share it Please

 Bab 6 Teori-Teori Difusi Kebudayaan
Gejala Persamaan Unsur-Unsur Kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat sebab terjadinya gejala-gejala persamaan kebudayaan setidaknya ada dua pandangan. Pertama, pandangan yang mengatakan bahwa hal itu terjadi karena tingkat-tingkat yang sama dalam proses evolusi kebudayaan di berbagai tempat di bumi. Kedua, pandangan yang menjelaskan bahwa penyebabnya adalah karena persebaran/difusi dari unsur-unsur itu ke tempat-tempat tadi.
Sejarah Persebaran Unsur-Unsur Kebudayaan Manusia. Kontjaraningrat secara singkat mengatakan bahwa kebudayaan manusia itu pangkalnya satu, dan di satu tempat yang tertentu, yaitu pada waktu makhluk manusia baru saja muncul di dunia. Kemudian kebudayaan induk itu berkembang, menyebar, dan pecah ke dalam banyak kebudayaan baru, karena pengaruh keadaan lingkungan dan waktu.
Dalam proses memecah itu bangsa-bangsa pemangku kebudayaan-kebudayaan baru tadi tidak tetap tinggal terpisah. Sepanjang masa di muka bumi ini senantiasa terjadi gerak perpindahan bangsa-bangsa yang saling berhubungan serta pengaruh-mempengaruhi, hingga saaat ini.
Konsep Kulturkreis dan Kulturschicht dari Graebner. Metode Graebner ialah menggunakan metode klasifikasi unsur-unsur kebudayaan dari berbagai tempat di bumi. Ia menyusunnya berdasarkan persamaan-persamaan dari unsur-unsur tersebut. Sekumpulan tempat dimana ditemukan benda-benda yang sama sifatnya itu oleh graeber disebut kulturkreis.
Madzhab Schmidt. Wilhelm Schmidt mengembangkan konsep kulturkreis Graebner. Di tangan Schmidt, kulturkreis dicita-citakan untuk dilakukan secara besar-besaran, dengan tujuan untuk dapat melihat sejarah persebaran dan perkembangan kebudayaan atau kulturhistorie dari seluruh umat manusia di muka bumi ini.
Teori Difusi Rivers. Metode wawancara merupakan metode yang diajukan Rivers. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa apabila seorang peneliti datang kepada suatu masyarakat, maka sebagaian besar dari bahan keterangannya akan diperolehnya dari para informan, dengan berbagai macam metode wawancara. Baginya banyak bahan keterangan  mengenai kehidupan sesuatu masyarakat dapat dianalisa dari daftar-daftar asal-usul, atau genealogi, dari para informan itu. Metoe ini sekarang dikena dengan metode genealogi, atau genealodical method yang merupakan alat utama bagi peneliti antropologi yang akan melakukan field work di daerah.
Teori Difusi Elliot Smith dan Perry. Keduanya mengajukan teori bahwa dalam sejarah kebudayaan dunia pada zaman purbakala pernah terjadi suatu peristiwa difusi yang besar yang berpangkal di Mesir, yang bergerak ke arah Timur dan yang meliputi jarak yang sangat jauh, yaitu ke arah daerah-daerah di sekitar Lautan Tengah, ke Afrika, ke India, ke Indonesia, ke Polinesia dan ke Amerika. Teori ini kemudian disebut Heliolithic Theory.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Blogroll

About